Buku karya Dale Carnegie ini pertama kali di publish tahun 1936, tetapi sampai saat ini masih digunakan orang sebagai panduan dalam menjalin hubungan dengan orang lain. Buku yang sangat menarik dan dapat membimbing kita menuju kesuksesan
Jika Kita Ingin Disukai, Jangan Mengkritik Orang.
Seorang pilot terkenal Bob Hoover, terbang balik dari sebuah pertunjukan udara di San Diego. Kedua mesin pesawatnya tiba-tiba mati. Dengan melakukan manuver yang baik, akhirnya dia dapat mendaratkan pesawatnya dan menyelamatkan beberapa orang yang ada di pesawat itu. Sayangnya, pesawat itu rusak parah.
Setelah diteliti, kerusakan kedua mesin pesawat tersebut terjadi karena ketidaksengajaan dalam mengisi bahan bakarnya dengan bahan bakar mesin jet. Hal ini tidak boleh dilakukan, mengingat pesawat tersebut merupakan pesawat baling-baling dari Perang Dunia ke-Dua.
Saat di bandara, Hoover melihat mekanik yang melakukan kesalahan itu. Dia seorang pria muda. Dia menangis dan sangat menyesal akan tindakan bodohnya. Dia juga mengetahui betapa marahnya Hoover karena kerusakan yang dialami pesawatnya yang mahal dan tentunya kecelakaan yang bisa menimpa tiga orang penumpang di pesawat tersebut.
Apa yang dilakukan Hoover? Apakah dia berteriak dan memarahi pria muda tersebut?
Tidak. Hoover mengatakan bahwa untuk menunjukkan bahwa mekanik tersebut sudah belajar dari kesalahannya, dia ingin pria muda tersebut tetap bekerja untuknya keesokan hari.
Alasan Hoover melakukan itu dilandaskan pada perkataan seorang psikolog B.F. Skinner: seekor hewan yang diberi penghargaan atas perilaku baiknya akan belajar lebih efektif daripada hewan yang dihukum karena perilaku buruknya.
Hal yang sama tentunya berlaku untuk manusia, mengkritik seseorang tidak akan mendorong mereka untuk mengubah perilaku mereka. Hal itu hanya akan menyebabkan emosi. Dengan demikian orang yang kita kritik tidak akan benar-benar mendengarkan apa yang kita katakan.
Mereka hanya akan merasa seperti sedang diserang, dan tentunya reaksi alami mereka adalah melawan.
Jadi, daripada kita sibuk untuk mengkritik dan memarahi orang yag akhirnya hanya akan membuang banyak tenaga. Lebih baik kita bersikap bijak. Lagipula kritik, dalam jangka panjang, akan membuat orang lain tidak menyukai kita.
Banyak orang sukses sebenarnya membiasakan diri untuk tidak pernah terang-terangan mengkritik orang lain. Benjamin Franklin, misalnya, mengatakan bahwa rahasia suksesnya adalah selalu berbicara baik ke semua orang.
Abraham Lincoln juga belajar tentang hal ini. Dia terbiasa mengkritik lawan-lawannya di depan umum sampai suatu hari kritiknya begitu menyinggung seseorang sehingga dia ditantang untuk beradu pedang. Akhirnya adu pedang itu tidak terjadi, dan sejak saat itu, ia berhenti secara terbuka mengkritik orang lain. Bahkan selama Civil War, ia dikenal dengan nasehatnya yang memberi tahu orang-orang untuk tidak berbicara kasar.
Mengkritik seseorang itu mudah. Tapi butuh karakter yang kuat untuk memahami dan memaafkan orang lain atas kesalahan dan kekurangan mereka.
Jadi, jika kita ingin orang lain menyukai kita, pikirkan mengapa mereka melakukan apa yang mereka lakukan. Terima kekurangan mereka dan buat aturan untuk diri kita: Jangan pernah mengkritik orang secara terbuka.
Hargai Orang Lain dan Buat Mereka Merasa Penting
Salah satu pendorong perilaku manusia yang paling kuat adalah keinginan untuk dihargai oleh orang lain. Kita semua suka dipuji dan mendengar bahwa kita melakukan pekerjaan dengan baik.
Beberapa orang bahkan mengatakan bahwa semua peradaban di muka bumi pada akhirnya bersandar pada keinginan manusia untuk menjadi lebih penting. Keinginan kita untuk mendapatkan dukungan dan pujian membuat kita berbuat lebih dari kemampuan kita. Tidak ada orang yang tidak suka dihargai dan dianggap penting.
Tapi kita tidak perlu berlebihan dengan memberi seseorang gelar untuk menunjukkan penghargaan kita. Cukup menggunakan kata-kata sederhana seperti “Terima kasih” dan “Saya minta maaf,” sambil memberikan pujian yang tulus dan jujur. Jangan memberikan sanjungan yang palsu. Berhentilah memikirkan diri sendiri sejenak dan fokus pada hal-hal baik dari orang di depan Anda.
Pastikan juga untuk membuat orang lain merasa penting. Cobalah berpikir seperti Ralph Waldo Emerson, yang mengatakan bahwa setiap orang yang ditemuinya lebih unggul darinya. Jadi selalu ada sesuatu untuk dipelajari dan dihargai dari orang lain. Atau bertindaklah seperti ini: Perlakukan orang lain seperti Anda ingin orang lain memperlakukan Anda.
Jadi, jika kita melihat bawahan yang lelah, bosan, kurang dihargai di kanor, cobalah untuk memperbaiki hari mereka dengan pujian yang tulus. Carnegie, misalnya, pernah menghibur karyawannya yang sedang bosan, dan berkata, “Aku berharap memiliki gaya rambut seperti dirimu.”
Pujian yang tidak terduga ini, membuat wajah karyawannya langsung cerah, dan mereka akhirnya mengobrol dengan nyaman.
Lakukanlah tindakan ini dan kita akan kaget melihat bagaimana orang bereaksi positif terhadap pujian tersebut. Kita akan menjadi seseorang yang disukai orang lain. Dan akhirnya, kita akan memiliki dampak positif pada kehidupan orang-orang di sekitar kita.
Tersenyumlah
Seorang pialang saham New York, bernama William B. Steinhardt, memutuskan untuk mencoba sesuatu yang baru. Sebelumnya dia adalah seorang yang selalu mengeluh dan jarang tersenyum dalam kehidupan pribadi dan profesionalnya. Steinhardt berkomitmen untuk belajar tersenyum di cermin setiap pagi dan akan mencoba sebuah eksperimen.
Hari itu, dia memulai hari nya dengan menyapa istrinya dengan senyuman. Lalu tersenyum ke penjaga pintu apartemennya. Kemudian ke penjaga kasir Subway. Dilanjutkan ke seluruh rekan-rekannya di kantor.
Hasilnya apa?
Orang-orang membalas senyumnya. Ketika di rumah, Steinhardt mengatakan bahwa ada lebih banyak kebahagiaan dalam dua bulan pertama percobaan daripada satu tahun sebelumnya. Bahkan, dia menemukan di kantornya, keluhan dan masalah lebih mudah diatasi. Hal ini membuatnya mendapatkan lebih banyak pendapatan dari sebelumnya. Singkatnya, dia menjadi pria yang lebih sejahtera dan lebih bahagia.
Seperti cerita tersebut, senyuman itu membawa manfaat.
Jika seseorang yang baru saja kita temui tersenyum pada kita, kita cenderung secara otomatis menyukainya. Senyum bayi, misalnya, akan membuat kita merasa nyaman dan bahagia.
Jadi, jika kita ingin membuat diri kita disukai orang lain, tunjukkan pada mereka bahwa kita senang melihatnya tersenyum. Ketika mereka melihat betapa senangnya kita bertemu dengan mereka, mereka akan senang melihat kita juga.
Psikolog juga mengungkap efek positif dari tersenyum: tersenyum dapat memberikan emosi yang positif dalam diri kita. Tersenyum dapat membuat kita dan orang lain lebih semangat.
Ingatlah Nama Orang dan Gunakan.
Jim Farley kehilangan ayahnya pada usia sepuluh tahun. Sebagai anak laki-laki tertua dalam keluarga, dia bekerja di sebuah pabrik batu bata untuk membantu membayar tagihan bulanan. Meskipun tidak pernah menerima banyak pendidikan, pada saat ia berusia 46 tahun, Jim adalah charmain dari Democatric National Committee.
Apa rahasia suksesnya?
Farley menyadari sejak awal bahwa orang-orang menganggap penting nama mereka sendiri daripada nama orang lain di dunia ini. Mengingat dan menyebutkan nama seseorang adalah cara yang halus namun kuat untuk menyenangkan mereka, dan ini lah keahlian Farley. Dia bisa mengingat dan memanggil nama depan dari 50.000 lebih orang yang dia kenal.
Theodore Roosevelt juga terkenal diantara semua stafnya karena dia membiasakan diri untuk menyapa mereka semua dengan nama mereka. Dia juga sengaja meluangkan waktu untuk mendengarkan mereka dan mencoba mengingat apa yang mereka katakan. Dengan melakukan ini, dia menunjukkan penghargaan kepada orang lain, dan dia juga mendapat lebih banyak penghargaan lagi.
Jadi, untuk memenangkan hati orang lain, pastikan untuk mengingat nama mereka dan sering menggunakannya dalam percakapan sehari-hari.
Carnegie bahkan mencari tahu hari ulang tahun orang yang ia temui sehingga ia bisa mengirimi mereka surat untuk memberi selamat kepada mereka. Dapat kita bayangkan betapa dihargainya orang tersebut.
Jadilah pendengar yang baik.
Suatu hari, Carnegie menghadiri pesta makan malam di New York di mana ia bertemu seorang ahli tanaman. Mereka belum pernah bertemu sebelumnya, namun penulis mendengarkan cerita ahli tanaman tentang tanaman eksotis dan eksperimennya berjam-jam. Kemudian, si ahli tanaman tersebut menghampiri tuan rumah pesta tersebut dan mengatakan bahwa dia baru saja memiliki pembicaraan yang sangat menarik dengan Carnegie.
Padahal, Carnegie bahkan tidak mengatakan apa-apa dalam pembicaraan tersebut. Dia hanya menjadi pendengar yang baik dan berusaha untuk tertarik denga nisi pembuicaraan..
Jadi ternyata rahasia untuk menjadi menarik adalah kita harus berusaha untuk tertarik pada orang lain. Kita semua suka dengan pendengar yang baik, terutama ketika mereka mendorong kita untuk berbicara tentang diri kita sendiri.
Tapi kenapa begitu?
New York Telephone Company melakukan penelitian pada kata-kata yang paling sering digunakan dalam percakapan telepon. Bisakah menebak kata apa yang paling sering disampaikan orang?
“SAYA…”
Manusia selalu tertarik untuk berbicara tentang diri mereka sendiri, itulah sebabnya kita selalu senang bertemu seseorang yang memiliki minat yang sama.
Jadi jika kita ingin lebih disukai, berhentilah berbicara dan mendengarlah. Tanyakan kepada orang lain tentang diri mereka dan dorong mereka untuk berbicara panjang lebar.
Saat berbicara, kebanyakan orang begitu sibuk dengan apa yang ingin mereka katakan selanjutnya sehingga mereka hampir tidak mendengarkan orang lain sama sekali.
Mendengarkan dengan sungguh-sungguh berarti berusaha secara sadar untuk memberikan perhatian penuh kepada orang lain. Dan manfaatnya banyak sekali.
Sigmund Freud, misalnya, terkenal karena keterampilan mendengarnya. Dia unggul dalam menunjukkan kepada orang lain betapa menariknya dia menemukan semua yang mereka katakan, dan sebagai imbalannya mereka merasa benar-benar nyaman mengungkapkan emosi dan pengalaman pribadi mereka kepadanya.
Di sisi lain, banyak berbicara tentang diri sendiri dan tidak bisa mendengarkan orang lain serta terus-menerus menginterupsi mereka akan membuat kita tidak disukai karena sifat-sifat ini menandakan bahwa kita egois.
Jadi cobalah untuk mendengarkan. Ajukan pertanyaan tentang prestasi orang lain dan tentang diri mereka sehingga mereka dapat berbicara tentang sesuatu yang mereka sukai, dan kita mungkin akan terkejut dengan koneksi mendalam yang yang terjadi setelah pembicaraan tersebut.
Pikirkan tentang apa yang orang lain inginkan dan bicarakan apa yang penting bagi mereka.
Jika kita ingin orang lain melakukan sesuatu, kita lebih baik memikirkannya dari sudut pandang mereka: bagaimana kita bisa membuat mereka ingin melakukannya?
Sebagai contoh, Carnegie pernah memesan ballroom sebuah hotel untuk digunkan sebagai lokasi serangkaian 20 training. Namun tiba-tiba ia diberitahu bahwa harga ruangan tersebut akan naik tiga kali lipat.
Dengan sigap, Carnegie membuat surat kepada manajemen hotel. Dia menjelaskan pro dan kontra mengenai keputusan hotel untuk menaikkan harga sewa ballroom. Sebagai contoh, ia menyatakan bahwa hotel akan kehilangan iklan gratis dari sesi training yang dibuat oleh Carnegie.
Hasilnya, hotel mempertimbangkan kembali untuk kenaikan harga tersebut dan hanya menaikkan harga sebesar 50 persen.
Hal penting lainnya untuk memenangkan hati seseorang adalah mengetahui banyak hal penting dari diri seseorang dan berbicara tentang hal-hal tersebut. Seseorang akan sangat senang apabila orang-orang berbicara tentang hal-hal yang mereka sukai, seperti pekerjaan dan hobi. Contoh saja Theodore Roosevelt, setiap kali dia bertemu orang baru, dia mempersiapkan pertemuan dengan membaca semua yang dia bisa tentang kesukaan orang tersebut.
Dan jika kita tidak mengetahui tentang kesukaan orang lain, ingatlah bahwa ada satu topik yang semua orang sukai, yaitu diri sendiri.
Hindari semua argumen.
Seorang pria bernama Patrick J O’Haire pernah menghadiri kelas training Carnegie. Dia adalah seorang salesman White Motor Trucks dan sangat suka berdebat. Dan dia menikmatinya. Jika seorang pelanggan mengatakan sesuatu yang menyinggung tentang truknya, O’Haire segera membalasnya dengan argumen agresif, yang biasanya dimenangkannya. Tetapi masalahnya adalah pelanggan tersebut tidak membeli truknya.
Berdebat dengan orang lain sebenarnya sesuatu yang tidak masuk akal. Jika kita kalah, kita akan kehilangan argumen. Tapi jika kita menang, orang lain akan membenci kita karena telah melukai harga diri mereka. Dan tentu saja ini bukan kemenangan.
Jadi pada saat kita menghadapi pertentangan dengan ide-ide kita, jangan mulai berdebat untuk mendukung pandangan kita, tetapi cobalah untuk menerima ketidaksepakatan sebagai sesuatu yang positif yang membawa perspektif baru.
Dan apa pun yang kita lakukan, kita harus mengendalikan emosi.
Dengarkan apa yang lawan bicara kita katakan tanpa perlawanan atau protes. Katakan bahwa kita berjanji akan memikirkan pemikiran mereka dengan cermat. Cobalah untuk menemukan area di mana kita setuju. Akui juga jika kita melakukan kesalahan. Ini akan membantu mengurangi pertahanan lawan bicara kita.
Berterimakasihlah pada mereka. Lihatlah mereka sebagai teman yang peduli dengan topik yang sedang dibahas dan membantu Anda mendapatkan kesimpulan yang tepat.
Lalu, utarakan keingan untuk bertemu lagi di lain waktu agar kedua belah pihak dapat memikirkan tentang argumennya. Selama masa jeda ini, tanyakan pada diri sendiri apakah lawan bicara kita benar dan apakah reaksi kita dapat menghasilkan hasil yang kita cari.
Dengan mengingat poin-poin ini, kita dapat menghindari argumen yang tidak perlu.
Bahkan Patrick J O’Haire belajar untuk menghindari pertengkaran. Pada saat pelanggan mengatakan kepadanya bahwa ia lebih suka truk merek lain, O’Haire hanya setuju. Tidak heran bahwa hal ini menyulitkan pelanggan untuk berdebat, sehingga percakapan itu kemudian dapat diarahkan kembali ke apa yang baik tentang truk-truk White. Akibatnya, O’Haire menjadi salesman terbaik dari White Truck Company.
Jangan katakan bahwa orang lain salah. Mereka akan membenci kita.
Ketika Benjamin Franklin masih muda, dia terkenal dengan opininya dan cenderung untuk menyerang orang-orang yang tidak setuju dengannya. Suatu hari, seorang teman mengingatkannya, dan memberi tahu bahwa teman-temannya menjauhinya karena hal itu. Franklin cukup bijaksana, dia mendengarkan dan berusahan untuk tidak pernah lagi secara terbuka menentang orang lain.
Setiap kali kita memberi tahu seseorang bahwa mereka salah, kita pada dasarnya mengatakan, “Saya lebih pintar dari Anda.”
Ini adalah serangan langsung terhadap harga diri mereka, dan mereka ingin membalas karena kita secara jelas tidak menghargai pendapat mereka.
Dan bahkan jika kita berpikir kita lebih pintar dari lawan bicara kita, kita tidak boleh secara terbuka menunjukkan mentalitas ini.
Jika kita ingin orang lain mengevaluasi kembali pandangan mereka, jauh lebih efektif untuk bersikap rendah hati dan berpikiran terbuka. Kita dapat mengatakan, misalnya, “Saya berpikir dengan perspektif yang berbeda tetapi saya mungkin salah. Saya sering salah, jadi mari kita melihat fakta-fakta lagi bersama-sama. “
Perkataan lembut ini akan dengan cepat mengubah lawan menjadi sekutu, memungkinkan kita untuk mengubah pendapat mereka.
Segera akui kesalahan kita.
Kita semua pernah berbuat kesalahan. Dan setiap kali kita melakukannya dan seseorang akan memaki kita karena itu, ada cara mudah untuk mencuri hati mereka, yaitu akui kesalahan kita.
Ini sangat membantu karena orang lain tidak akan ragu untuk mengkritik kita tentang kesalahan kita, tetapi begitu kita mengakui kesalahan kita, situasinya akan berubah. Sekarang, mereka tidak bisa lagi menyerang kita, meraka akan menunjukkan kemurahan hati dengan memaafkan kita.
Jadi lain kali jika kita menyadari bahwa kita salah, akui kesalah tersebut dengan sungguh-sungguh. Ini akan jauh lebih menyenangkan daripada kita membela diri ketika orang lain menunjukkan kesalahan kita.
Buat orang lain mengatakan “YA” sesering mungkin.
Keramahan dapat membuat orang mengubah pikiran mereka jauh lebih efektif daripada marah. Pastikan untuk memulai segala sesuatu dengan cara yang ramah.
Teknik persuasi penting lainnya adalah membuat orang mengatakan “YA” sejak awal.
Mulailah dengan menekankan semua poin yang kita setujui bersama dengan orang lain dan ajukan pertanyaan yang membuat mereka sering berkata “YA”. Akan sulit bagi mereka untuk mengatakan “TIDAK”, jika mereka telah mengatakan semua “YA” sebelumnya.
Di sisi lain, kita harus menghindari orang lain untuk mengatakan “TIDAK,” karena akan sulit bagi kita untuk membuat mereka mengatakan “YA.”
Bagi salesman, tentunya banyak “YA” dapat mendukung lebih banyak hasil penjualan mereka.
Jadi pada saat kita ingin mengatakan sesuatu kepada mereka, mulailah dengan ramah dan ajukan pertanyaan lembut yang akan membuat mereka selalu mengatakan “YA.”
Pujilah dengan tulus.
Ketika William McKinley mencalonkan diri sebagai presiden Amerika pada tahun 1896, seorang penulis pidato membuat isi pidato yang menurut McKinley akan menimbulkan banyak kritik.
McKinley ingin agar isi pidato itu ditulis ulang tetapi dia tidak ingin melukai perasaan pria itu.
McKinley memulainya dengan memberikan pujian, menjelaskan tentang isi pidatonya yang luar biasa. Tetapi untuk acara khusus ini, diperlukan jenis pidato yang berbeda.
Hasil nya adalah pria tersebut menulis ulang pidato tersebut dengan antusias sesuai saran McKinley.
Lebih mudah bagi kita untuk mendengar hal-hal yang tidak menyenangkan setelah menerima pujian. Ingatlah hal ini setiap kali kita meminta seseorang melakukan perubahan.
Kita juga tidak cukup hanya sekali memberikan pujian di awal.. Pastikan untuk mendorong orang lain dan puji mereka untuk setiap perbaikan yang mereka lakukan, tidak peduli seberapa kecil. Ini akan memotivasi mereka dan membuatnya tampak mudah bagi mereka untuk melakukan perubahan yang kita inginkan.
Jadi jika kita ingin mengubah cara orang lain bekerja, bermurah hatilah dengan memuji mereka.
Jika kita ingin orang lain memperbaiki kesalahannya, akui kesalahan kita terlebih dahulu.
Suatu pagi, Charles Schwab sedang berjalan di salah satu pabrik baja miliknya. Dia melihat sekelompok pekerja merokok tepat di bawah tanda “Dilarang Merokok”.
Dia tidak serta merta marah. Yang dia lakukan adalah memberi mereka masing-masing sebatang cerutu dan berkata bahwa dia akan menghargai jika mereka merokok di luar. Dia menunjukkan kesalahan mereka dengan sangat bijaksana. Dia tidak marah dan mencaci maki mereka. Orang-orang itu mungkin akan kagum kepada Schwab.
Schwab tahu bahwa menunjukkan perhatian pada kesalahan, secara tidak langsung membuat orang lain lebih setuju untuk mengubah cara mereka.
Selain pendekatan tidak langsung ini, kita akan menemukan bahwa orang lain akan lebih reseptif jika kita mulai dengan berbicara tentang kesalahan Anda sendiri.
Ketika Clarence Zerhusen menemukan putranya yang berusia 15 tahun, David, merokok. Dia tidak serta merta marah dan menuntut agar anaknya berhenti merokok. Sebaliknya, Zerhusen menjelaskan bagaimana dia yang awalnya merokok dan sekarang menyesal karena menjadi sangat kecanduan nikotin sehingga hampir tidak mungkin untuk berhenti. Hasil dari menggambarkan kesalahannya sendiri, membuat David tidak pernah lagi merokok.
Inti dari buku ini adalah
Untuk membuat diri kita lebih menyenangkan, tersenyumlah. Dengarkan dan ingat nama orang lain. Orang-orang sangat ingin dihargai, maka berikan sanjungan buat mereka bicarakan apa yang penting bagi mereka. Hindari pertengkaran dan jangan pernah mengkritik orang lain. Jika kita ingin seseorang berubah, pujilah mereka, dorong mereka untuk setiap kemajuan yang mereka buat. Akui kesalahan kita sendiri secara terbuka dan berikan perhatian pada kesalahan orang lain secara tidak langsung.
0 Comments